HUMAN SPATIAL BEHAVIOUR

LITERATUR HUMAN SPATIAL BEHAVIOUR



PERILAKU DAN HUBUNGAN MANUSIA
DENGAN LINGKUNGANNYA

1.     - Perilaku manusia
Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Namun demikian sebagian besar perilaku organisme adalah respons terhadap stimulu eksternal. Hal ini merupakan pandangan dari aliran behavioristik.
Berbeda dengan pandangan kaum kognitif yang memandang bahwa dalam diri individu terdapat kemampuan untuk menentukan perilaku yang akan dimunculkan. Hal ini berarti individu dalam keadaan aktif dalam menentukan perilaku yang akan dimunculkannya. Hubungan stimulus respons tidak berlangsung secara otomatis, tetapi individu mengambil peranan dalam menentukan perilakunya.
a.        - Jenis perilaku
Perilaku dapat digolongkan menjadi (a) perilaku alami (innatebehavior), (b) perilaku operan (operan behavior). Perilaku alami yaitu perilaku yang dibawa sejak lahir, yaitu yang berupa refleks-refleks dan insting-insting, sedangkan perilaku operan adalah perilaku yang dibentuk karena adanya proses belajar.

b.             Pembentukan perilaku
Perilaku dibentuk dengan tiga cara, yaitu:
1)             Kondisioning (conditioning)
Cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun Thorndike dan Skinner. Kondisioning Pavlov dikenal dengan kondisioning klasik, sedangkan kondisioning Thorndike dan Skinner dikenal dengan sebutan kondisioning operan.
2)             Pengertian (insight)
Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif,  yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian.
3)             Menggunakan Model
Cara ini didasarkan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura.
c.              Teori perilaku
Perilaku manusia didorong oleh motif tertentu sehingga manusia berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori yang dapat dikemukakan:
1)             Teori insting
Insting merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman.
2)             Teori dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan tersebut berkaitan dengan kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku.
3)             Teori insentif (incentive theory)
Insentif akan mendorong organisme berbuat atau berperilaku. Insentif yang disebut juga dengan reinforcement ada yang positif dan negatif. Reinforcement positif akan mendorong organisme dalam berbuat, sedangkan reinforcement negatif akan dapat menghambat organisme berperilaku.
4)             Teori Atribusi
Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang. Apakah perilaku disebabkan oleh disposisi internal (misal, motif, sikap, dsb) ataukah keadaan eksternal.
5)             Teori Kognitif
Apabila seseorang harus memilih perilaku yang mana yang harus dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang bersangkutan. Ini yang disebut sebagai model subjektive expected utility (SEU). Dengan kemampuan memilih ini berarti faktor berpikir berperan dalam menentukan pemilihannya. Dengan kemampuan berpikir seseorang akan dapat melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan pertimbangannya di samping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang ataupun akan datang.

 Manusia dengan lingkungannya
a.       Manusia sebagai makhluk berkembangManusia sebagai makhluk berkembang, maka manusia dapat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat dari perkembangannya tersebut, baik perubahan pada segi jasmani maupun psikologisnya. Diantara teori perkembangan, ada yang menitikberatkan bahwa lingkungan akan membentuk manusia dan pembawaan tidak mempunyai pengaruh, teori ini disebut juga empirisme atau tabularasa yang dikemukakan oleh John Locke. Sedangkan teori kedua disebut teori nativisme yang dikemukakan oleh Schopenhauer menekankan pada faktor bawaan, sedangkan lingkungan tidak berpengaruh. Kedua teori tersebut merupakan teori yang sangat ekstrim. Pada umumnya para ahli mengikuti teori yang ketiga, yaitu teori konvergensi yang dikemukakan oleh W. Stern yang memandang baik baik pembawaan maupun lingkungan secara bersama-sama mempunyai peranan dalam pembentukan atau perkembangan manusia.
b.            Manusia sebagai makhluk individu dan sosial Manusia sebagai makhluk individual, manusia mempunyai hubungan dengan dirinya sendiri, adanya dorongan untuk mengabdi kepada dirinya sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial, adanya hubungannya dengan sekitarnya, adanya dorongan pada manusia untuk mengabdi kepada masyarakat. Manusia sebagai makhluk religi, adanya hubungan manusia dengan Sang Pencipta, dan adanya dorongan pada manusia untuk mengabdi kepada Sang Pencipta, kekuatan yang ada di luar dirinya.
c.     Hubungan manusia dengan lingkungannya Manusia juga berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik atau lingkungan kealaman, misalnya kondisi tanah, dan kondisi musim. Sedangkan lingkungan sosial merupakan lingkungan masyarakat yang di dalamnya terdapat interaksi individu dengan orang lain.

Lingkungan sosial dapat dibedakan menjadi dua 
(a) lingkungan sosial primer dan 
(b)lingkungan sosial sekunder. 
Lingkungan sosial primer yaitu lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat antar individu. Pengaruh lingkungan primer akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan pengaruh lingkungan sosial sekunder. Sedangkan lingkungan sosial sekunder yaitu lingkungan sosial dimana hubungan individu satu dengan yang lain tidak begitu erat. Individu yang satu kurang mengenal individu yang lain. 

Comments

Popular posts from this blog

ARSITEKTUR TRADISIONAL DAN ARSITEKTUR VERNAKULAR

TEORI FUNGSI DALAM ARSITEKTUR

ORGANISASI RUANG